Welcome

Sarang Nicuap dibuka untuk umum. Apapun yang anda lakukan di sini tidak akan dipungut biaya apapun. Kecuali akses internet pastinya! Enjoy Reading!! :)

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan Ketiga



Senin 26 September 2016 adalah kali ketiga saya dan kawan-kawan PM-B kuliah filsafat ilmu. Seperti biasa Pak Marsigit mengawali perkuliahan dengan meminta siswa untuk mengatur bangku duduk melingkari Bapak Marsigit. Kemudian kami menjalani tes jawab singkat kedua dengan tema Ada dan Mungkin Ada sebanyak 32 soal. Dan tebak saya dapat nilai berapa kali ini? NOL! Yak NOL. Dan bukan hanya saya, tapi SELURUH MAHASISWA PM-B dapet NOL di tes kedua ini. Kata Pak Marsigit ini adalah NOLISASI untuk kami dengan tujuan untuk meluruhkan kesombongan kami. Hiks. Setelah pemeriksaan dan penginputan nilai, perkuliahan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu Pertemuan Kedua


Senin 19 September 2016 adalah kali kedua saya dan kawan-kawan PM-B kuliah filsafat ilmu. Seperti kemarin Pak Marsigit mengawali perkuliahan dengan meminta siswa untuk mengatur bangku duduk melingkari Bapak Marsigit. Namun kali ini kembali menghadap barat. Kemudian seperti sistem perkuliahan yang telah dijelaskan kemarin, kami menjalani tes jawab singkat pertama dengan tema Hakikat Filsafat sebanyak 33 soal. Nilai test kali ini saya hanya mendapatkan nilai 6 dari 99. Pertanyaannya memang terdengar mudah, tetapi jawabannya ternyata susah. Hehe. Setelah itu perkuliahan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Pertanyaan pertama diawali dengan pertanyaan Saudari Niswah (Saya): “Jika setiap tesis memiliki anti tesis, maka apa anti tesis dari tesis Tuhan itu ada?”

Kuliah Perdana S2: FIlsafat Ilmu.



Hari ini, Senin tanggal 5 September 2016 merupakan hari pertama perkuliahan saya sebagai mahasiswa pascasarjana S2 di UNY dengan mata kuliah perdana Filsafat Ilmu yang diampu  oleh Prof. Marsigit, M.A. Kuliah perdana ini kujalani dengan semagat menggebu-gebu untuk segera menyelesaikan studi ini. Tidak lagi seperti waktu S1 dulu, bersantai-santai dalam arus. Terbukti dengan kedatanganku yang terbilang pagi. Hehe.
Sembari menanti dosen, kami mengobrol. Saling kenal. Saling sapa. Walau masih sedikit malu-malu dengan menyebut mbak dan mas untuk orang baru.  Tak lupa saling berbagi pengetahuan tentang apa itu Filsafat Ilmu dan bagaimana alur perkuliahan pada mata kuliah ini.
Kemudian Bapak Dosen pun masuk ke kelas kami, dengan gayanya yang santai namun bersahaja, menyapa kami dengan logat jawanya yg kental. Ini benar PM B? Yang kami iyakan bersamaan. Kemudian beliau menyalakan komputer untuk mengisi absen. Lalu pindah duduk di belakang kelas dan menginstruksikan kami untuk duduk mengelilingi beliau. Beliau juga menyarankan kami untuk merekam perkuliahan menggunakan handphone.

Jangan Menyimpan Bangkai

"Janganlah menyimpan bangkai dalam kehidupanmu. Karena itu hanya akan menjauhkan sesuatu yang baik dan membawa keburukan bagimu."
Bangkai disini berarti pikiran buruk, dendam, dengki, dan juga ingatan tentang hal buruk di masa lalu.
Karena membawa hal-hal diatas hanya akan membawa kita pada kemarahan, kekhawatiran, dan hal-hal buruk lainnya.
Seseorang pernah mengungkapkan padaku, alasan ia selalu mengingat hal-hal buruk di masa lalu untuk ia jadikan pelajaran dan memperingatkan pelakunya untuk tidak mengulangi sesuatu yg buruk itu lagi.
Aku setuju dengan tujuannya.
Tapi aku tidak setuju jika untuk mencapai tujuan itu, ia harus mengingat hal buruk itu terus dalam otaknya,  apalagi jika hal buruk itu orang lain yang mengalami/melakukannya.

Seumpama seorang pendosa yang telah atau ingin bertaubat, haruskah kita selalu mengingatkannya betapa buruk perbuatannya dulu?

Tentu setiap orang punya pikiran dan memori sendiri untuk mengingat hal yang pernah dialaminya masing-masing. Jadi tidak perlu kita ingatkan kembali dia tentang hal-hal buruk yang pernah dia lakukan. Kita bisa saja memperingatkannya tanpa harus membuka aibnya.

Aku yakin, orang-orang yang ingin berubah menjadi lebih baik, tahu dengan pasti kesalahan masa lalunya. Dan ia pasti sangat menyesalinya.
Karena itu, sudah sepantasnya kita membantunya, menyemangatinya, dengan energi-energi positif tentang masa depan, bukannya malah mengupas luka lamanya tentang aibnya di masa lalu.

Babak Baru

Assalamu'alaikum nicuapers!

Kali ni aku ngebognya bukan dari Lombok lagi. Karena sekarang aku sedang di Yogyakarta, tepatnya di daerah Kota Yogyakarta.
Aku ke sini bukan untuk jalan-jalan kok. Tapi menambah ilmu dan memperbaiki diri. Pasti pada heran yak, kok memperbaiki diri di Yogyakarta, di daerah Kotanya lagi. Kan Yogyakarta terkenal banget sama pergaulan bebasnya. Ups, maaf buat yang merasa tersinggung. Tapi beneran loh, semua orang yang aku kenal memang beranggapan Yogyakarta itu bebas.
Sepertinya ini efek negatif dari ramahnya kota Jogja. Karena menurutku, Jogja itu daerah teramah untuk para pendatang. Dari segi transportasinya yang lengkap, orang-orangnya yang ramah, akomodasi yang mudah, makanannya yang murah, dan sebagainya.
Sayangnya banyak orang yang menyalahgunakan kemudahan-kemudahan itu.