Welcome

Sarang Nicuap dibuka untuk umum. Apapun yang anda lakukan di sini tidak akan dipungut biaya apapun. Kecuali akses internet pastinya! Enjoy Reading!! :)

Test of Three

Source from here

 Pada zaman Yunani kuno, saat Socrates masih hidup, ada gossip bahwa muridnya, Plato, berselingkuh dengan istrinya. Konon, gossip dan rumor ini tidak mendapatkan kejelasan sampai saat ini.

Suatu hari, ada seorang kenalan mendatangi Socrates dengan penuh semangat  dan berkata: "Socrates, tahukah engkau apa yang aku dengar tentang salah seorang muridmu?"
"Tunggu sebentar" sela Socrates. "Sebelum kau menceritakanku, aku punya ujian yang harus kau lewati.  Aku menyebutnya 'The Test of Three'".
"Test of three?" tanya temannya.

"Ya.. Sebelum kau berbicara tentang muridku mari kita test dulu beritamu" Jawab Socrates. "Ujian pertama disebut dengan 'Test of the Truth', yaitu Ujian KEBENARAN."
"Apakah engkau yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang engkau sampaikan padaku itu benar terjadi?" Tanya Socrates.
"Hmmm... nggak sih. Sebenernya aku baru denger dari orang lain." Jawab temannya.
"Baiklah" Jawab Socrates. " Jadi kamu sendiri belum tahu betul tentang kebenarannya."
"Sekarang ujian kedua, 'Test of Godness', yaitu Ujian KEBAIKAN. Apakah berita yang akan kau sampaikan itu adalah kabar baik untukku?"
Temannya menggeleng "Sebaliknya, itu adalah kabar buruk untukmu." Jawabnya.
"Jadi, kamu akan menceritakan sebuah kabar yg buruk untukku meski kau belum tahu pasti kebenarannya?" Ujar Socrates.
Teman socrates tersipu malu mendengar ucapan Socrates.
Socrates pun melanjutkan "Kamu masih bisa lulus bila kamu dapat melewati test ketiga ini, yaitu 'Test of Usefullnes', yaitu Ujian KEBERMANFAATAN. Apakah kabar yang akan kau sampaikan kepadaku adalah kabar yang bermanfaat untukku?"
Teman Socrates yang sudah terlanjur malu dengan perlahan menjawab,  "Tidak."
Socrates pun menyimpulkan, "Jadi jika apa yang akan kau sampaikan padaku itu belum tentu benar, belum tentu baik, dan belum tentu bermanfaat untukku, maka untuk apa aku mendengarkannya?"
Dengan langkah gontai dan perasaan malu temannya tersebut permisi meninggalkan Socrates.

Tentunya sudah tak terhitung banyaknya berita-berita bohong, buruk, dan tidak berguna yang disebar dan dibesar-besarkan yang menyebabkan kepanikan, kerugian, dan kemudharatan.
Seandainya saja kita semua bisa sebijak Socrates dalam menyikapi berita-berita yang dengan mudahnya menyebar saat ini, tentu kehidupan kita akan lebih damai.
Jadi readers, jangan mudah terpancing berita apalagi menyampaikan berita yang belum tentu benar, baik dan bermanfaat untuk kita dan orang lain ya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar anda. :)