Welcome

Sarang Nicuap dibuka untuk umum. Apapun yang anda lakukan di sini tidak akan dipungut biaya apapun. Kecuali akses internet pastinya! Enjoy Reading!! :)

Asal Usul "Sebut Saja Dia Bunga?"





Pernah denger gak ada berita di koran atau di tipi menyebut pelaku wanita dengan ungkapan, “sebut saja dia bunga”, “sebut saja dia mawar”, “sebut saja dia melati”.
Dulu waktu kecil sih gue mikir yah kali karena bunga mawar dan melati itu indah makanya si pelaku perempuan itu dikasih sebutan gitu. Soalnya gak pernah gue denger ada yang bilang, “sebut saja dia raflesia” atau “sebut saja dia kaktus”. Wkwkwk
Tapi setelah beranjak remaja seperti saat ini gue baru ngeh kenapa pake ungkapan “sebut saja dia bunga”, bukan “sebut saja dia matahari, bulan ato bintang.”
Yakin mau tahu.. Begini nih..


Berdasarkan observasi gue, wanita itu sangat tepat diibaratkan sebagai bunga. Dengan laki-laki sebagai kupu-kupunya. Dan Allah sebagai pemilik keduanya.

Wanita seperti bunga. Jika bunga memperindah taman, halaman dan dekorasi ruangan, maka wanita keberadaannya memperindah hidup. Tau kan kisah Nabi Adam yang kesepian sebelum ada Siti Hawa? Jadi gak perlu gue jelasin lagi dong pentingnya keberadaan wanita bagi kalian kaum laki-laki.

Laki-laki seperti kupu-kupu. Tau kan kupu-kupu demennya deket2 apa? Iyap bunga. Mana ada kupu-kupu demen deket kubangan. Makin mekar bunganya, makin harum wangi bunganya, makin banyak kupu-kupu yang datengin. Sama deh kaya perempuan. Makin cantik, makin solehah, makin pinter, makin kaya, makin subur, banyak deh laki-laki yang berebut meminang. Jadi kalo sobat bunga (read: wanita) belom juga kedatangan kupu-kupu (read: laki-laki), mungkin situ kurang mekar atau kurang indah dalam artian luas. So, sobat bunga harus berusaha memekarkan diri dan menjadi bunga yang indah. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan sesuai syari’at lho ya. Jangan asal mekar kayak raflesia. Yang ada yang ngedatengin malah lalat-lalat. wkwk
Tentunya bunga yang indah dapat bertemu pemiliknya karena izin Sang Pemilik. Pertemuan dua sejoli insan manusia, perempuan dan laki-laki hanya bisa terjadi karena izin Sang Pemiliknya. Sekuat apapun sang kupu-kupu berusaha mendekati sang bunga pujaan, jika Allah tak menghendaki mereka untuk saling memiliki, maka Allah hadirkan kupu-kupu lain yang lebih dulu mendapatkan si bunga, atau Allah ciptakan angin kencang untuk menghalangi kupu-kupu sehingga kupu-kupu tak mampu mencapai si bunga, atau Allah jadikan si kupu-kupu tak melihat si bunga. Begitu juga sebaliknya, seberapa besar apapun usaha bunga menarik perhatian si kupu-kupu pujaan hati agar dihinggapi, tapi jika Allah tak berkehendak, maka Allah hadirkan bunga lain yang mungkin lebih menarik bagi si kupu-kupu.
*jangan bingung dengan perumpamaan2nya yak* hihihi
Dan seperti yang kita tahu, keberadaan keduanya saling melengkapi dan memberikan arti penting. Khususnya dalam perkembang biakan. J *gak usah dibahas yaaa nyang ini. 18+ pasti mudeng.*
Intinya cocoklah wanita itu diibaratkan bunga. Yah walaupun laki-laki kayaknya banyak yang gak setuju disebut kupu-kupu. Katanya kupu-kupu itu identik sama perempuan *kata adek gue*. Padahal kan kupu-kupu juga ada kok yang jantan. Wkwkwk. Lagian enak lhoo jadi kupu-kupu, bisa menghisap manis banyak bunga. eeeeeeehhh. Please yang ini jang ditiru kalo gak mau diracuni sama bini dirumah. :D
Well, observasi ini  gue lakukan dalam alam pikiran gue saat lagi di kamar mandi. Saat lagi wudhu lhooooo. *keterangan penting* hahaha.
Mohon jangan dibuktikan kebenaran observasi ini. Karena terkadang, ada hal-hal yang lebih baik tidak perlu kita tahu kebenarannya. Cukup diambil hikmahnya aja.
Sekian tulisan saya malam ini. Semoga dapat membuka hati, pikiran, jodoh dan pintu rejeki. *udah Aamiinin aja*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar anda. :)