Pernah denger gak ada berita di koran atau di tipi menyebut
pelaku wanita dengan ungkapan, “sebut saja dia bunga”, “sebut saja dia mawar”,
“sebut saja dia melati”.
Dulu waktu kecil sih gue mikir yah kali karena bunga mawar dan
melati itu indah makanya si pelaku perempuan itu dikasih sebutan gitu. Soalnya
gak pernah gue denger ada yang bilang, “sebut saja dia raflesia” atau “sebut
saja dia kaktus”. Wkwkwk
Tapi setelah beranjak remaja seperti saat ini
gue baru ngeh kenapa pake ungkapan “sebut saja dia bunga”, bukan “sebut saja
dia matahari, bulan ato bintang.”
Yakin mau tahu.. Begini nih..
Berdasarkan observasi gue, wanita itu sangat tepat
diibaratkan sebagai bunga. Dengan laki-laki sebagai kupu-kupunya. Dan Allah sebagai
pemilik keduanya.
Wanita seperti bunga. Jika bunga memperindah taman, halaman
dan dekorasi ruangan, maka wanita keberadaannya memperindah hidup. Tau kan
kisah Nabi Adam yang kesepian sebelum ada Siti Hawa? Jadi gak perlu gue jelasin
lagi dong pentingnya keberadaan wanita bagi kalian kaum laki-laki.
Laki-laki seperti kupu-kupu. Tau kan kupu-kupu demennya
deket2 apa? Iyap bunga. Mana ada kupu-kupu demen deket kubangan. Makin mekar
bunganya, makin harum wangi bunganya, makin banyak kupu-kupu yang datengin.
Sama deh kaya perempuan. Makin cantik, makin solehah, makin pinter, makin kaya,
makin subur, banyak deh laki-laki yang berebut meminang. Jadi kalo sobat bunga
(read: wanita) belom juga kedatangan kupu-kupu (read: laki-laki), mungkin situ
kurang mekar atau kurang indah dalam artian luas. So, sobat bunga harus
berusaha memekarkan diri dan menjadi bunga yang indah. Tentunya dengan
cara-cara yang baik dan sesuai syari’at lho ya. Jangan asal mekar kayak
raflesia. Yang ada yang ngedatengin malah lalat-lalat. wkwk
Tentunya bunga yang indah dapat bertemu pemiliknya karena
izin Sang Pemilik. Pertemuan dua sejoli insan manusia, perempuan dan laki-laki
hanya bisa terjadi karena izin Sang Pemiliknya. Sekuat apapun sang kupu-kupu
berusaha mendekati sang bunga pujaan, jika Allah tak menghendaki mereka untuk
saling memiliki, maka Allah hadirkan kupu-kupu lain yang lebih dulu mendapatkan
si bunga, atau Allah ciptakan angin kencang untuk menghalangi kupu-kupu
sehingga kupu-kupu tak mampu mencapai si bunga, atau Allah jadikan si kupu-kupu
tak melihat si bunga. Begitu juga sebaliknya, seberapa besar apapun usaha bunga
menarik perhatian si kupu-kupu pujaan hati agar dihinggapi, tapi jika Allah tak
berkehendak, maka Allah hadirkan bunga lain yang mungkin lebih menarik bagi si
kupu-kupu.
Dan seperti yang kita tahu, keberadaan keduanya saling
melengkapi dan memberikan arti penting. Khususnya dalam perkembang biakan. J *gak usah dibahas yaaa
nyang ini. 18+ pasti mudeng.*
Intinya cocoklah wanita itu diibaratkan bunga. Yah walaupun
laki-laki kayaknya banyak yang gak setuju disebut kupu-kupu. Katanya kupu-kupu
itu identik sama perempuan *kata adek gue*. Padahal kan kupu-kupu juga ada kok
yang jantan. Wkwkwk. Lagian enak lhoo jadi kupu-kupu, bisa menghisap manis
banyak bunga. eeeeeeehhh. Please yang ini jang ditiru kalo gak mau diracuni
sama bini dirumah. :D
Well, observasi ini
gue lakukan dalam alam pikiran gue saat lagi di kamar mandi. Saat lagi
wudhu lhooooo. *keterangan penting* hahaha.
Mohon jangan dibuktikan kebenaran observasi ini. Karena
terkadang, ada hal-hal yang lebih baik tidak perlu kita tahu kebenarannya.
Cukup diambil hikmahnya aja.
Sekian tulisan saya malam ini. Semoga dapat membuka hati,
pikiran, jodoh dan pintu rejeki. *udah Aamiinin aja*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar anda. :)