Seandainya mulut ini dapat mengungkapkan isi hati semudah tangan ini mengetik, aku ingin mengatakan terimakasih banyak kepadamu. Terimakasih karena telah membuat jantungku kembali berdebar meski hanya sebentar.
Terimakasih karena telah membuatku berani menghadapi ketakutan-ketakutanku meski akhirnya aku sendiri lagi.
Dan terimakasih karena telah mengajarkanku untuk menyalakan harapan meski akhirnya harus padam.
Terimakasih karena telah membuatku berani menghadapi ketakutan-ketakutanku meski akhirnya aku sendiri lagi.
Dan terimakasih karena telah mengajarkanku untuk menyalakan harapan meski akhirnya harus padam.
Hadirku yang sesaat mungkin tak berarti apa-apa untukmu. Tapi hadirmu bagiku seperti sebuah lilin yang menerangi saat-saat gelapku membimbingku menuju sebuah pintu keluar. Memang aku sempat berharap bahwa lilin itu tak kan pernah padam. Tapi semakin aku berharap semakin aku terluka. Karena
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar anda. :)