Welcome

Sarang Nicuap dibuka untuk umum. Apapun yang anda lakukan di sini tidak akan dipungut biaya apapun. Kecuali akses internet pastinya! Enjoy Reading!! :)

I Love You, Mom! You Are My Everything!


 


I Love You, Mom! 
You Are My Everything!

kata-kata yang diucapkan oleh seorang anak balita di iklan BebeStar itu sangatlah dalam maknanya. Seenggaknya begitu menurutku.
Tanpa seorang ibu, kita gak bakal bisa jadi apa-apa. Bahkan ga bakal bisa lahir di dunia ini. Secara kita lahir semuanya dari rahim Bunda yang mulia.


Wajar kalo Ibu adalah  segalanya bagi kita. Karena Ibulah yang telah mengandung kita, melahirkan kita, menyusui kita, mengajari kita hal-hal yang belum kita ketahui, menyemangati kita di saat kita mulai bosan untuk belajar, mendukung kita di saat kita dihadapi oleh pilihan, membangkitkan kita disaat kita menjatuhkan kita, dan masihhhh banyak lagi hal-hal kecil dan besar yang dilakukan oleh Ibu.


Menjadi Ibu bukanlah suatu pilihan untuk seorang wanita. Melainkan adalah suatu keharusan Karena memang sudah kodratnyalah wanita menjadi seorang Ibu.
Jadi setiap wanita pastinya akan menjadi seorang Ibu. Hanya saja untuk menjadi Ibu tidaklah semudah yang kita bayangkan.
Bayi lahir, timang-timang, cium-cium, terus boboin. Nggaaaak cuma begitu.


Coba kita Flashback sama-sama.


Waktu Ibu mengandung kita selama 9 bulan. Ibu pasti kepayahan sekali. Membawa beban yang berat ke mana-mana. Tidur harus hati-hati supaya sang Bayi yang dikandung bisa nyaman walaupun Ibu sendiri pun tidak PeWe. Merunduk saja sulit. Mau bangun dari duduk juga susah. Subhanallah... Walaupun Ibu mengalami berbagai kesulitan, Ibu tetap bersabar menjalani itu semua. Karena Cinta Kasihnya yang tulus pada kita.
Coba bandingin, kita disuruh bawa belanjaan Ibu dari pasar sampe ke rumah aja udah ngeluh-ngeluh keberatan.

Lalu ketika melahirkan. aaaaghhhh...aku ga bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Walaupun aku belum pernah mengalami persalinan. Tapi aku tahu, itu pasti sangat-sangat menyakitkan... menguras tenaga. Antara hidup dan mati. Tapi Ibu tetap berjuang, tidak peduli dirinya kesakitan. Tidak peduli peluhnya yang bercucuran. Tak peduli pada hidupnya yang terancam. Ibu tetap berusaha. Dengan segala Cinta Kasihnya Ibu tetap berusa menlahirkan kita. Keinginannya saat itu hanyalah satu, mendengar suara tangis kita. Ia ingin melihat buah Cinta Kasihnya itu terlahir di dunia ini dengan selamat.

Setelah mendengar suara tangisan kita, Ibu pun bisa bernafas lega. Rasanya ia ingin istirahat yang sangat panjang setelah mengalami sakit yang begitu tak terperikan ini. Tapi Ia ingat. Ia harus segera menyusui bayinya. Maka dengan segenap tenaga yang masih tersisa Ibu menyusui kita untuk pertama kalinya. Memberi kita perlindungan awal untuk sistem Imun tubuh kita pertama kali.


5 Bulan kemudian. Kita telah tumbuh menjadi bayi yang lucu. Bayi yang karena rasa penasaran. ingin mengisap semua benda yang bisa terjangkau. Lalu dengan sabarnya Ibu menjauhkan benda-benda yang berbahaya dari kita.

Lalu jika akibat kecerobohan kita yang memasukkan segala benda ke dalam mulut. Dan menyebabkan kita sakit, Ibu tidak memarahi kita. Malah dengan sedih Ibu menyesali dirinya yang tidak bisa mengawasi kita dengan baik. Ibu pun merawat kita dengan penuh kasih sayang. Terjaga setiap malam saat kita menangis, membersihkan kotoran dan pipis kita di tengah kantuknya. Menggendong dan menyusui kita di tengah malam buta agar kita bisa kemali terlelap. Berdoa dan berharap agar kesembuhan segera datang dan tak terjadi apa-apa pada kita.
Sungguh Ibu yang penuh dengan Cinta Kasih.


5 Tahun kemudian. Sudah saatnya untuk kita mengenal dunia pendidikan. Ibu merasa pengetahuannya terlalu sedikit yang bisa diberikannya. Karena itu Ibu memasukkan kita ke TK dan SD. Berharap kita mendapatkan Ilmu yang lebih banyak dari apa yang bisa Ia berikan. Berharap kita mempunyai banyak teman untuk bermain.

Pertama kali menginjakkan kaki di sekolah, entah itu TK atau SD. Sebagai anak-anak kita merasa asing. Bertemu dengan orang-orang asing. Membuat kita tak nyaman. Kita pun merengek-rengek pada Ibu agar tak perlu pergi ke sekolah. Tapi Ibu dengan sabarnya memberi pengertian dan berbagai rayuan. Mengantar kita sekolah, menunggu kita sambil tersenyum bahagia.


Menginjak bangku SMP dan SMA. Sebagai remaja kita banyak membangkang. Menuntut ini itu. Bermain sampai sore bahkan malam dengan teman. Ibu yang khawatir dengan anaknya yang tak kunjung pulang, mencoba mencari ke sana kemari. Padahal kita sedang asyik bermain dengan teman. Ibu kini benar-benar khawatir. Ia tak sanggup membayangkan jika sesuatu hal terjadi pada kita. Lalu dengan wajah tanpa dosa kita pulang ke rumah tanpa memperhatikan kekhawatiran di wajah Ibu. Ibu yang tak kuasa menahan rasa Syukurnya melihat kita pulang dengan selamat malah meluapkannya dengan berbagai pertanyaan cemas. Berharap jika suatu saat nanti kita kembali pulang terlambat Ibu tahu kita dimana dan sedang apa. Tapi kita malah menganggap Ibu mencurigai kita. Menyelidiki kita. Yang membuat kita kesa.


Menginjakkan bangku kuliah. Ibu sadar. Kita sudah besar. Sudah tak ingin lagi diatur-atur olehnya. Walaupun dengan berat hati dan penuh kecemasan Ibu akhirnya mengizinkan kita untuk pergi merantau menuntut ilmu. Jauh dari sisinya. Jauh dari pengawasannya. Jauh dari perhatiannya. Tapi melihat niat kita yang bulat, ingin menuntut ilmu, Ibu akhirnya merelakan kepergian kita. Dengan beribu doa yang menemani kepergian kita. Dengan harapan kelak kita bisa kembali pulang dalam keadaan sehat walfiat dan gelar sarjana sebagai bukti ketidaksia-siannya melepas kita.

Setiap hari Ibu selalu memikirkan kita. Sudah makankah kita hari ini? Makanan apakah yang kita makan hari ini? Bagaimanakah dengan teman-tema di kampus? Baik-baik sajakah? Dan segala macam pertanyaan yang Ia ingin tanyakan pada kita. Lalu, di setiap malamnya, ditengah kantuknya, saat semua orang tertidur pulas. Ia bangun untuk berdoa kepada Allah, mengharapkan kita baik-baik saja di sana. Mengharapkan kita bahagia.

Sungguh..sampai detik inipun Ibu selalu mendoakan dan mengharapkan kebahagiaan untuk kita. Walau kita tak pernah memberikan apa-apa pada Ibu. Karena memang Kasih dan Cinta Ibu tak ada yang bisa menandingi. Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa. Agar Allah SWT memberikan balasan Syurga yang Indah kepada Ibu.






Mama....
mungkin aku bukanlah anak yang baik,
Jika kau menyuruhku mengerjakan sesuatu, aku tak lantas mengerjakannya.
Bahkan terkadang aku menolak untuk mengerjakannya.
Mama...
Mungkin aku terlalu pembangkang kepadamu.
Kau nasihati aku dengan baik untuk kebaikanku sendiri,
Tapi aku malah menghiraukannya,
Mama...
Kutahu setiap malam dalam Tahajjudmu,
Kau selalu berdoa untukku.
Tapi aku malah asyik bermain laptop di kamar.
Menjelajahi dunia maya yang bahkan aku tak tahu dimana rimbanya.

Mama...
kau berikan aku segala yang kupinta,
Kau jadikan aku putri raja,
Walau engkah harus bersusah payah.
Tapi demi Cinta Kasihmu kepadaku kau lupakan semua lelahmu.

Mama...
Hanya terimakasih dan sebait doa yang bisa kuberikan padamu..
Dan sebuah kalimat..
"Aku Sayang Mama"


11 komentar:

  1. Hebat tok cer masang threadenya \m/

    BalasHapus
  2. @Beben Koben yupp..:) makasii sudah sudi berkunjung bang beben ^^

    BalasHapus
  3. @Nicua aduh ini siapa yang komen pake namaku dan site fotoku?? ckckck

    BalasHapus
  4. wahhhh
    masyaAllah template baru, banner baru :) sukaa~

    nizwa.. nizwa..
    yes, i think my mom is amazing <3

    BalasHapus
  5. I miss my mom... This is great message for mothers.

    BalasHapus
  6. @Dentist Geelong yuupp :) say it to ur mother that u miss her ^^

    BalasHapus
  7. @Nurmayanti Zain makasii kaka^^ iyyaa..every mothers is amazing!! :)

    BalasHapus
  8. @Nurmayanti Zain makasii kaka^^ iyyaa..every mothers is amazing!! :)

    BalasHapus
  9. kasih ibu emang tak terhingga sepanjang masa.....
    :)

    BalasHapus

Terimakasih atas komentar anda. :)